-->

Monday, August 10, 2015

Pet Photography Ternyata Juga Seru - Gak Semudah Di Bayangkan Lho!

Pet Photography Ternyata Juga Seru - Gak Semudah Di Bayangkan Lho!
Hobi fotografi kian diminati. Ragam objek buruannya pun makin variatif. Anjing atau kucing kesayangan bisa menjadi objek yang menantang. Sebab, mereka bergerak semaunya, tidak bisa berpose, dan cepat bosan. Penghobi pet photography wajib punya seribu satu trik untuk mendapatkan foto yang bagus.

SEJAK lama Fenny Christanto menekuni hobi fotografi. Sambil menjajaki letak keahliannya memotret, Fenny belajar mengambil objek apa saja. ”Nah, karena sahabatku dog handler dan sering diajak nemenin show, objekku termasuk anjing juga,” ungkap Fenny.

Memotret anjing ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Objeknya terlalu sering bergerak dan jelas tidak bisa disuruh berpose. Saat Fenny baru belajar, dari puluhan bidikan candid, foto bagus yang didapatkan hanya bisa dihitung dengan jari. Namun, itulah yang membuat dia makin tertantang. ”Jauh lebih susah memang memotret anjing. Ia kan nggak ngerti kalau disuruh pose untuk foto. Ya kita yang mesti ngikuti ia. Gimana caranya kita narik attention (perhatian)-nya,” ungkap Fenny.

Misalnya saja, ketika berpose bersama pemilik, anjing belum tentu mau diam dan berfokus menatap kamera. Fenny selalu minta bantuan teman untuk memancing perhatian. ”Kita harus tahu kesukaannya. Ia suka mainan atau makanan. Kesukaannya itu dilambai-lambaikan persis di belakangku sambil memanggil namanya,” jelas Fenny. Kadang si pemancing perhatian harus bertingkah heboh agar si anjing tertarik untuk menatap ke depan lebih lama.

Nah, ketika menurut, saran Fenny, sebaiknya si anjing dipuji. Berikan pujian dan makanan yang sebelumnya diiming-imingkan atau biarkan mereka memegang mainannya. ”Jangan di-PHP terus. Nanti ia ngambek, ha ha,” ungkapnya. Selanjutnya, bila ingin dua bola mata si anjing persis menatap kamera, Fenny menggunakan bola.

Bola yang disukai itu dibiarkan memancing perhatian anjing. Lalu, bola dilemparkan ke atas. ”Matanya pasti ikutin bola. Jadi, aku stand by aja. Ketika bolanya tepat jatuh di titik kamera dan anjingnya lihat, jepret aja dengan banyak tembakan,” jelas Fenny.

Tantangan menjadi berlipat ganda jika anjing yang dipotret banyak. ”Aku pernah sesi pemotretan dengan empat anjing sekaligus. Susah banget dapetin semua fokus ke kamera. Kebanyakan, ada aja yang meleng,” imbuhnya.

Saat anjing berpose dengan pemilik dan sama-sama ingin menatap kamera, si pemilik tidak boleh ikut mengarahkan anjing. Pemilik berfokus saja pada gayanya sendiri sambil memegang anjingnya. Kalau ada dua perintah, nanti si anjing malah bingung.

”Lagi pula, kan nggak bagus kalau anjingnya kena bagus, tuannya masih sibuk mengarahkan. Jadi, dia diem aja, pose. Itu lebih baik,” imbuh Fenny, yang kini mengembangkan jasa foto untuk anjing.

Pose yang jadi favorit adalah anjing dan tuannya saling menatap seperti hendak berciuman sayang. Untuk mendapatkannya, tidak dibutuhkan pancingan. Hanya bonding (ikatan) anjing dan pemilik yang harus kuat.

Tingkah anjing yang lucu-lucu juga bisa diabadikan secara alami. Foto-foto candid itu biasanya diambil di luar ruangan. ”Anjingnya dibiarkan aja bebas main-main. Kita yang capek lari-larian ngejar ia, ha ha,” jelasnya.

Waktu paling tepat untuk mengajak anjing berfoto adalah pagi. Setelah bangun, ia akan makan dan buang air. Saat itulah energinya sedang besar dan suasana hatinya girang. Ia akan berlarian dengan gonggongan atau senyuman. Anjing juga lebih ekspresif saat menghampiri tuannya.

Menurut Fenny, anjing yang tidak mood tidak bisa diapa-apakan. Misalnya, jika setelah setengah jam ada tanda-tanda anjing tidak mau menoleh saat dipanggil, Fenny memilih melanjutkan sesi pemotretan esok harinya. ”Kalau anjing pemalu, biasanya aku angkat aja ia ke tempat yang lebih tinggi. Jadi, aku ambilnya dari bawah. Nah, bagus tuh biasanya,” ungkap Fenny.

Dalam pengambilan foto, Fenny dibantu temannya yang merupakan dog handler sebagai pengarah gaya. Dia juga berusaha menampilkan ciri khas anjing berdasar trah dan karakternya.

Sehari sebelum foto, anjing disarankan grooming. Nah, saat foto, ia bisa ditata lagi. ”Misalnya husky. Ia cakep kalau bulunya dibawa ke atas. Beda lagi dengan maltese. Bisa kelihatan wow kalau ia lari. Bulu-bulunya tersibak,” tutur Fenny. Untuk anjing-anjing show, postur ditonjolkan dalam foto. ”Kaki-kakinya saat berlari itu jadi point of interest,” terang dia.

Outdoor Akan Lebih Alami

SANDRA Wurangian menyarankan agar menentukan lokasi yang familier bagi hewan peliharaan yang akan dipotret. Apakah outdoor atau indoor, menggunakan natural light seperti sinar matahari ataukah dengan tambahan artificial light lewat bantuan flash kamera misalnya.

”Pemilihan lokasi yang familier sangat penting. Karena berdasar pengalaman saya, hewan kesayangan akan lebih rileks dan menunjukkan karakter yang sebenarnya,” jelasnya.

Perempuan yang berdomisili di Sidoarjo itu juga mengungkapkan, dalam beberapa kasus yang pernah dialaminya, si hewan akan menunjukkan tanda-tanda stres dan tidak nyaman bila terpaksa dipotret di lokasi yang asing baginya. ”Ditambah lagi bila menggunakan alat-alat yang berpotensi mengejutkan mereka, studio lighting misalnya,” imbuhnya.

Bila lokasi outdoor menjadi pilihan, sebelum mulai memotret, hewan akan lebih baik diajak berjalan-jalan santai atau sekadar bermain ringan di sekitar. ”Pilih lokasi yang tidak terlalu ramai atau cenderung sepi,” ujar Sandra. Buat mereka serileks-rileksnya. Kalau perlu, bawa mainan favorit mereka, untuk anjing atau kucing mungkin bola kesayangan. Hewan yang merasa nyaman akan menghasilkan foto yang berkesan natural.

Menurut dia, waktu juga memegang peran penting dalam pemotretan outdoor. Sumber cahaya utamanya tentu mengandalkan matahari. Waktu favorit ibu satu anak itu adalah pagi pukul 08.00–10.00 dan sore sekitar pukul 15.00–17.00. ’’Cahaya matahari sedang indah untuk pemotretan. Cahayanya lembut dan bayangan yang timbul juga nggak terlalu keras,” alasannya.

Alasan lain Sandra sangat menyukai pemotretan outdoor adalah bisa lebih bebas mengeksplorasi background. Dia lebih memilih background yang kontras, menarik, dan terkesan dinamis. Misalnya, jika memotret kucing putih bersih, dia akan mencari background berupa semak atau rimbunan tanaman perdu atau rumput yang hijau cerah.

Sementara itu, untuk pemotretan indoor, yang memotret harus pandai-pandai memanfaatkan space yang tersedia. Misalnya, di sofa, kamar, ataupun di ruang keluarga. Memotret dalam ruangan bisa jadi lebih menantang daripada di luar ruangan karena kondisi pencahayaan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan di luar ruangan. 
Via : Jawa Pos

Previous
Next Post »